Wednesday, August 27, 2008

Resensi Buku...

Hey...anyone - anywhere...
Hari ini saya mau posting hasil dari baca buku last weekend. Tentang perjalanan hidup Yvonne Ridley, seorang wartawati feminis Inggris yang masuk Islam setelah ditawan oleh Taliban (Rezim yang oleh Barat dianggap paling brutal sedunia). Tapi ternyata malah pengalaman ditawan oleh Taliban bisa menyentuh hati seorang Yvonne yang tadinya dikenal oleh orang-orang terdekatnya sebagai penggemar minum-minuman keras (bahkan peminum kelas berat), biang pesta dan penganut hidup sex-bebas ini untuk Hijrah di jalan Islam.

Kini setelah menjadi muallaf (sekitar 2 th setelah keluar dari penjara Taliban), Yvonne juga tidak tanggung-tanggung dalam menjalani hidupnya untuk membela agama yang telah diyakininya. Dia mengatakan,"Tahukah Anda, 5 tahun lalu, saya sama sekali tidak tahu siapa Nabi Saw. itu. Namun, sekarang saya bersedia mengorbankan tetes darah terakhir saya untuk membela nama, kehormatan dan kenangan tentang beliau..."

Saya terkesan dengan statement-statement Yvonne yang berani, lantang, lugas dan pedas dalam membela Islam :
"Memakai hijab berarti aku menyatakan diri bahwa aku adalah seorang Muslim dan oleh karena itu aku berharap diperlakukan dengan penuh hormat."
Ketika sejumlah politisi di Inggris termasuk Mantan Menlu Jack Straw, Menteri Gordon Browen dan John Reid, menyatakan bahwa nikab - cadar yang hanya memperlihatkan mata - sebagai penghambat komunikasi, maka Yvonne membantah keras. "Jika itu yang jadi persoalan, mengapa pula ponsel, e-mail, sms dan fax tidak dianggap sebagai penghambat komunikasi hanya karena tidak memperlihatkan wajah lawan komunikator? Lebih lanjut dia menyergah,"Coba, siapa yang mendengarkan radio? Tak seorang pun mematikan radio hanya karena mereka tak bisa melihat wajah penyiarnya."

Hebat! Yvonne memang cerdas. Dia selalu bisa memberikan kata-kata yang tepat dan tajam dalam menyanggah ejekan-ejekan Barat terhadap Islam.

Dilain waktu Yvonne mengatakan,"Kini katakan padaku mana yang lebih membebaskan, dinilai karena panjang rokmu dan ukuran buah dada palsumu, atau dinilai karena kepribadian, otak, dan kecerdasanmu? Majalah-majalah mendikte kita bahwa untuk dicintai kita harus bertubuh tinggi, langsing, dan cantik. Bahkan tekanan kepada para pembaca majalah remaja untuk memiliki pacar sudah nyaris mengarah ke cabul. Superioritas dalam Islam dicapai melalui kesalehan, bukan dari kecantikan, kekayaan, kekuasaan, jabatan atau jenis kelamin.."
Pendek kata, dalam istilah Yvonne,"Segala yang diperjuangkan oleh kaum feminis pada dasawarsa 1970-an ternyata sudah didapat oleh para perempuan Muslim 1.400 tahun silam."

"Aku dulu adalah seorang feminis sekuler selama bertahun-tahun dan kini, sebagai seorang feminis Muslim, aku masih mempromosikan hak-hak kaum perempuan. Perbedaannya adalah para feminis Muslim lebih radikal daripada rekan-rekan sekuler mereka. Kami semua membenci pemilihan ratu kecantikan dan nyaris tak bisa menghentikan gelak tawa kami ketika pemunculan Putri Afghanistan dalam balutan bikini disambut sebagai lompatan raksasa untuk pembebasan perempuan di Afghanistan." Ck..ck..ck..sungguh komentar yang sangat brilliant!

Yvonne juga mendukung para pelaku bom bunuh diri yang dia sebut sebagai “operasi syahid”. Dia mengatakan,”Aku membenci istilah ‘para pengebom bunuh diri’ karena itu adalah istilah merendahkan yang digunakan Barat untuk mengejek apa yang oleh banyak orang dianggap sebagai ‘operasi syahid’ dan kita harus melihat hal itu dalam konteks tersebut.” Pendapat Yvonne mengenai “bom syahid” itu tentu saja amat controversial bagi khalayak umum di Barat umumnya. Tradisi syahid yakni rela mati demi membela keyakinan di jalan Allah, bisa ditelusuri sejak masa awal berkembangnya Islam lebih dari seribu empat ratus tahun silam.

Pd kesempatan dia menjadi pembicara di konferensi tentang Islamofobia di Kopenhagen Mei 2006, Yvonne jg mendorong kaum muslim untuk “tidak berlutut di depan musuh-musuh mereka” atau “ jangan mencium tangan yang menampar mereka (Don’t Kiss the Hand that Slaps You).

Bahkan Yvonne juga berani membuat sebuah tulisan berjudul “World’s Most Islamophobic Individuals” (30 Desember 2005), dan mengkritisi sejumlah pemimpin dunia yang memiliki rasa takut berlebihan, bahkan kebencian, terhadap Islam dan Umat Muslim. Yvonne mengurutkan mrk: George W. Bush, Tony Blair (Yvonne menyebutnya 'mitra junior Bush dlm melakukan kejahatan'), John Howard, Vladimir Putin (Yvonne menyebutnya 'org yg paling takut trhdp Islam di eropa'). Bhkn dlm tulisan tsb Yvonne menyebut Bush dan Blair sbg “The Twins of Evil (Si Kembar Setan)." Luar biasa, bukan...?
Berkaitan dengan konflik Israel di Timur Tengah, Yvonne menulis serangkaian kolom di Daily Moslems pada sekitar Agustus 2006 yang bernada keras terhadap Israel beserta para pendukungnya, George W. Bush dan Tony Blair --yang disebutnya sebagai "zionist cheerleaders."
Yvonne menyindir Amerika : “Syukurlah aku dulu ditahan oleh rezim yang dianggap paling brutal sedunia (Taliban –red) dan bukan oleh militer Amerika. Ha Ha Ha....

3 comments:

rDee said...

Sekitar tahun 2006, Yvonne datang ke USM, Penang. Dia cerita tentang pengalamannya ditangkap Taliban dan kenapa dia masuk Islam.
Aku juga kagum melihat semangatnya membela perjuangan Islam.
Waktu itu bukunya baru keluar, belum ada terjemahan Indonesianya. Dia punya website di http://yvonneridley.org/

rDee said...

Btw, kasih tau donk judul bukunya...

Elvina said...

Yes, I remember the story u told me about her coming to USM. the title of the book : In the Hands of Taliban. There is also a book in bahasa indonesia about Yvonne, written by Anton Kurnia "Dari penjara Taliban Menuju Iman". Thanks...